Sedikitnya 200 siswa dari empat sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Magelang mengikuti kegiatan Forest Walk di Bukit Tidar yang diselenggarakan Forun Pecinta Anak (Forcita).
Acara dimulai sekitar pukul. 08.00 WIB, diikuti SMPN 3, SMPN 5, SMPN 8, dan SMPN 11. Rombongan peserta mulai mendaki bukit setinggi 1.925 meter dari permukaan laut (mdpl) yang menjadi ikon Kota Magelang tersebut. Setelah sampai di puncak, kegiatan diisi dengan berbagai permainan motivasi.
Ketua Forcita Siti Rubaidah mengatakan, kegiatan Forest Walk ini sebagai bentuk apresiasi dan penegasan atas predikat Kota Layak Anak yang berhasil diraih Kota Magelang belum lama ini.
“Melalui kegiatan ini, kami coba mendekatkan anak pada ekosistem alam Bukit Tidar sebagai paru-paru kota. Hal ini untuk mengajarkan mereka tanggungjawab sebagai generasi muda dalam menjaga kelestarian lingkungannya,” kata Siti, di Bukit Tidar, Minggu 25 November 2012.
Dia menambahkan, anak-anak sekarang bukan lagi sebagai objek namun berperan sebagai subjek. Anak-anak menurutnya juga harus diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi ke publik. Kegiatan Forest Walk ini merupakan langkah awal menuju kesana.
Dia menyadari, masih banyak hak-hak dasar anak yang perlu diwujudkan segera untuk mencapai tujuan dari Kota Layak Anak. Seperti misalnya pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
“Apa yang sudah kita lakukan sekarang ini baru menyentuh beberapa saja dari hak-hak dasar tersebut dan ini akan terus kita coba wujudkan. Predikat layak anak itu hanya sebagai landasan dasar. Masih banyak yang perlu kita lakukan,” imbuh Perempuan yang juga istri Wakil Wali Kota Magelang, Joko Prasetyo ini.
Selain hiking mendaki bukit tengah kota itu, para peserta juga diajak untuk mencintai alam dengan membersihkan sampah yang ada di puncak bukit dan sepanjang jalur pendakian.
Siswi SMPN 3 Mageang Khairunissa Balqis (15), yang turut dalam kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan ini cukup berperan positif mengajarkannya tentang kebersihan lingkungan.
“Segar banget di sini. Bukit dengan banyak pohon hijau seperti ini punya peran untuk menghasilkan oksigen bagi manusia. Kalau di sini banyak sampah, itu bisa berakibat banyak pada pencemaran ekosistem dan bisa mengganggu pertumbuhan pohon yang ada di sini,” tandasnya.